Selasa, 01 September 2009

Obat dan Pertolongan Pertama untuk Penyakit

Dunia ini secara medias tidak ada yang namanya obat "Dewa" yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Dalam dunia obat-obatan / farmasi tidak ada obat khusus diformulasikan untuk segala macam penyakit.

Oleh karena itu ada yang pepatah yang mengatakan "mencegah lebih baik dari pada mengobati", jadi hiduplah dalam pola hidup sehat untuk mencegah datangnya penyakit.

Pola hidup sehat itu berarti konsumsi seimbang antara karbohidrat-lemak-protein, juga mineral dan vitamin; cukup istirahat (tidur 6-8 jam sehari); minum banyak air putih (minimal 8 gelas sehari) dan olah raga. Jikalau sakit, maka pilihan obat yang baik dan terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah adalah obat generik.

Pertolongan pertama untuk penyakit itu juga ada banyak tergantung dari penyakitnya itu sendiri, seperti misalnya :

  * Demam : pertolongan pertamanya adalah dengan mengkompres pasien dengan air dingin untuk menurunkan demam. Berikan obat jika ada.
  * Asma : Untuk penderita asma, biasanya obat selalu tersedia bersamanya. Jika memang tidak ada, beri uap hangat ke lubang hidung untuk mengencerkan gumpalan lendir.
  * Serangan Jantung : lalu pingsan. Bila orang yang diduga mengalami serangan jantung pingsan, tenaga medis dapat menyarankan anda memulai CPR (Bantuan Pernafasan). Bahkan untuk orang yang tidak terlatih, tenaga medis dapat memberikan instruksi sampai bantuan datang.
  * Lemah Jantung : Seperti halnya asma, obatnya pasti ada selalu bersamanya. Jika tidak ada, pokoknya beri pasien makanan atau minuman dengan kandungan Kalium, seperti pisang.
  * Stroke : Sebagaimana diketahui, orang yang mendapat serangan stroke, maka pembuluh darah halus pada otaknya mengalami kepecahan yang berlangsung lamban. Dalam menghadapi keadaan demikian, jangan sampai panik melainkan harus tetap tenang. Si pasien harus tetap berada pada tempat semula dimana ia terjatuh (misalnya di kamar mandi, kamar tidur atau dimana saja). Jangan dipindahkan dulu, sebab perpindahan si penderita dari tempat ia jatuh ke tempat lain akan mempercepat proses kepecahan pembuluh darah halus pada otak.

  Penderita harus dibantu mengambil posisi duduk yang baik agar tidak jatuh lagi. Pada saat itu pengeluaran darah dapat dilakukan yang terbaik dengan menggunakan jarum suntik, tetapi jika tidak tersedia, jarum jahit/jarum oentul dapat dipakai tetapi semuanya harus disucihamakan dahulu antara lain dengan jalan ujung jarum dibakar diatas api.

  Setelah jarum siap pakai, lakukan penusukan pada 10 ujung jari tangan, titik penusukan kira-kira 1 cm dari ujung jari tangan, setiap ujung jari mendapatkan 1 kali tusukan dengan harapan setiap jari mengeluarkan 1 tetes darah. Pengeluaran darah dari ujung jari dapat dibantu dengan cara memencet jika sewaktu jari ditusuk darah tidak keluar. Dalam jangka waktu kira-kira 10 menit kemudian si penderita akan sadar kembali.

  Bilamana mulut si penderita tampak mencong, maka kedua daun telinga si penderita harus ditarik-tarik sampai berwarna kemerah-merahan, setelah itu lakukan dua kali penusukan pada masing-masing ujung bawah daun telinga sehingga darah keluar sebanyak 2 tetes dari setiap ujung daun telinga. Dalam beberapa menit saja bentuk mulut si penderita akan menjadi normal kembali. Setelah si penderita pulih keadaannya dan tidak ada rasa kelainan yang berarti, maka bawalah si penderita ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.

  Tindakan pertolongan pertama tersebut diatas dapat menolong dan menyelamatkan si penderita, tetapi sebaliknya jika si penderita begitu terjatuh karena serangan stroke lalu buru-buru diangkut ke rumah sakit atau dokter dengan maksud untuk mendapatkan pertolongan tapi tidak terpikirkan bahwa goncangan-goncangan kendaraan dalam perjalanan dapat mempercepat proses pendarahan lebih lanjut dalam otak yang akan berakibat fatal. Sumber : Mediasehat.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar