Kiamat di Bumi
Jakarta - Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba.
Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan Hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat.
"Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi," kata penyandang gelar master di bidang teknik fisika itu dalam acara ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa.
Kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa.Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. Febdian mengatakan dirinya mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar dari rumah saat gempa berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa waktu lalu."Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujar pria penyandang gelar master di teknik fisika itu.
Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya.
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5)
Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan. (gah/bal)
Kiamat di Tata Surya
Jakarta - Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara fisika adalah kiamat di tata surya kita.
Hal ini terjadi karena ukuran matahari yang kian membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi. "Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3 menit," kata ahli fisika Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan bakarnya, yakni Hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk melakukan reaksi fusi nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom berat. "Dan Hidrogen itu di permukaan matahari jumlahnya terbatas," ujar pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Airlangga itu.
Saat Hidrogen habis, inti matahari akan terus mengecil dan kian masif bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus membesar sehingga menjadi Red Giant. Jika perkembangannya sudah maksimal maka matahari akan meledak dan terjadilah peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi debu-debu kosmik, cikal bakal bintang baru. Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan membentuk awan molekul raksasa. Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya membentuk bola (Nebula).
Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid dan bagian luar terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian terluar membentuk gugusan planet. Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi sains menunjukkan matahari akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi.
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At Takwiir:1-2)
Kiamat Bisa Terjadi Berulang-ulang
Jakarta - Mendengar kata kiamat sudah tentu membuat bulu kuduk merinding. Lalu bagaimana bila kiamat sampai terjadi berulang kali? Ternyata dalam kacamata sains hal ini dimungkinkan terjadi. "Ya, dalam pandangan sains ini dimungkinkan," kata fisikawan Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Febdian mengungkapkan di kalangan ilmuwan ada sebuah humor yang berhubungan dengan hal ini. Nabi Adam yang disebutkan sebagai bapaknya manusia bukan hanya satu. "Ada yang bilang Nabi Adam kita yang sekarang itu yang ketujuh," candanya. Salah satu teori yang menyebabkan kiamat adalah matahari yang terus membesar dan akhirnya memakan planet, istilahnya red giant. Matahari yang tergolong bintang ini akan kehabisan bahan bakar dan terus berkembang sampai meledak (supernova).
Supernova ini akan menghasilkan debu kosmik yang merupakan cikal bakal bintang dan planet yang baru. Siklus ini menurut Febdian terjadi berulang-ulang dan menjadi dasar pemikiran ilmiah kenapa kiamat bisa terjadi berulang-ulang.
Para ilmuwan di Amerika dan Eropa tengah meneliti temuan supernova di angkasa untuk membuka selubung ini. "Tapi proyeknya lama, ini bisa beribu-ribu tahun. Nggak bisa singkat," tuturnya. Selain itu ilmuwan juga menyelidiki sebuah white dwarf, yakni bekas red giant yang tidak meledak. Benda tersebut dinamakan Sirius-B yang massanya 300 ribu kali massa planet bumi.
"1 Sendok white dwarf setara dengan 5 ton," tandasnya. (gah/bal)
Jakarta - Siapa saja umat Islam yang mengaku dirinya beriman pasti yakin kiamat akan tiba.
Kiamat adalah keniscayaan meskipun hal itu artinya ras manusia harus punah. Mengacu pada Alquran dan Hadis, banyak sudah gambaran ciri-ciri manakala hari kiamat akan tiba. Tetapi ahli fisika Febdian Rusydi punya penjelasan ilmiah mengenai bagaimana terjadinya kiamat.
"Yang pertama itu kiamat di bumi. Skenario kiamat yang bisa diprediksi oleh sains terjadi di bumi," kata penyandang gelar master di bidang teknik fisika itu dalam acara ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Bumi terdiri dari lapisan-lapisan. Paling dalam adalah inti yang bentuknya solid dan cair. Lapisan berikutnya adalah mantel yang terdiri dari silikat, gabungan silikon dan air. Mantel adalah lapisan tempat panas bumi berada. Panas ini berputar di dalam mantel dan bisa menggerakkan bagian kerak (crust) bumi sehingga muncul gempa.
Kiamat terjadi di bumi ketika sistem gravitasi yang ada menjadi kacau oleh aliran panas bumi di lapisan mantel. Saat itulah terjadi pergerakan lempengan bumi yang ditandai dengan munculnya gempa.Saat terjadi gempa orang akan sulit sekali berjalan. Febdian mengatakan dirinya mendengar kerabatnya di Padang mengaku baru bisa keluar dari rumah saat gempa berhenti mengguncang pesisir barat Pulau Sumatera beberapa waktu lalu."Saat normal, gravitasi seragam di setiap permukaan bumi. Tapi saat gempa gravitasi tidak lagi seragam di daerah gempa," ujar pria penyandang gelar master di teknik fisika itu.
Pergerakan lempeng di bumi itu terus berlanjut alias berevolusi. Bukti ilmiah menunjukkan dulu di bumi hanya ada satu kontinen besar sebelum akhirnya terpecah-pecah menjadi yang sekarang ini.Pengaruh gaya gravitasi itu begitu besar. Sehingga bila terjadi gempa dengan skala yang luar biasa maka efek yang dihasilkannya pun besar pula. "Gunung pun bisa tercungkil atau dengan kata lain bisa terangkat dan terbalik. Itulah skenario kiamat di bumi," terangnya.
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. (Q.S. Al Qariah:5)
Febdian mengatakan soal waktu tepatnya kiamat terjadi tetap hanya Allah yang tahu. Tetapi Allah juga telah memerintahkan untuk belajar dan mencari tahu tentang misteri alam atau lingkungan. (gah/bal)
Kiamat di Tata Surya
Jakarta - Setelah kiamat di bumi, skenario berikutnya dalam kiamat yang dijelaskan secara fisika adalah kiamat di tata surya kita.
Hal ini terjadi karena ukuran matahari yang kian membesar, memakan planet-planet di dekatnya seperti Merkurius, Venus, dan Bumi. "Fenomena itu dinamakan Red Giant. Dan prosesnya tidak lama, mungkin sekitar 3 menit," kata ahli fisika Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Matahari yang tergolong dalam keluarga bintang bisa membesar ketika bahan bakarnya, yakni Hidrogen, habis. Bahan bakar itu dibutuhkan matahari untuk melakukan reaksi fusi nuklir yang nantinya menghasilkan cahaya dan atom-atom berat. "Dan Hidrogen itu di permukaan matahari jumlahnya terbatas," ujar pria yang juga menjadi pengajar di Universitas Airlangga itu.
Saat Hidrogen habis, inti matahari akan terus mengecil dan kian masif bentuknya. Sementara bagian terluar yang lebih bersifat loose akan terus membesar sehingga menjadi Red Giant. Jika perkembangannya sudah maksimal maka matahari akan meledak dan terjadilah peristiwa yang dinamakan supernova. Bagian-bagian yang terbuang akan menjadi debu-debu kosmik, cikal bakal bintang baru. Debu-debu kosmik tersebut akan berkumpul dan membentuk awan molekul raksasa. Awan raksasa berputar sehingga bagian pusatnya membentuk bola (Nebula).
Perputaran itu makin cepat sehingga bagian pusat makin solid dan bagian luar terlempar. Bagian dalam inilah yang akan membentuk bintang dan bagian terluar membentuk gugusan planet. Lalu kapan ini terjadi? Febdian mengatakan prediksi sains menunjukkan matahari akan berubah menjadi Red Giant sekitar 5 miliar tahun lagi.
Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang dijatuhkan. (Q.S. At Takwiir:1-2)
Kiamat Bisa Terjadi Berulang-ulang
Jakarta - Mendengar kata kiamat sudah tentu membuat bulu kuduk merinding. Lalu bagaimana bila kiamat sampai terjadi berulang kali? Ternyata dalam kacamata sains hal ini dimungkinkan terjadi. "Ya, dalam pandangan sains ini dimungkinkan," kata fisikawan Febdian Rusydi dalam ceramah di Masjid Baitul Ihsan, Kompleks BI, Jl Budi Kemuliaan II, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2007).
Febdian mengungkapkan di kalangan ilmuwan ada sebuah humor yang berhubungan dengan hal ini. Nabi Adam yang disebutkan sebagai bapaknya manusia bukan hanya satu. "Ada yang bilang Nabi Adam kita yang sekarang itu yang ketujuh," candanya. Salah satu teori yang menyebabkan kiamat adalah matahari yang terus membesar dan akhirnya memakan planet, istilahnya red giant. Matahari yang tergolong bintang ini akan kehabisan bahan bakar dan terus berkembang sampai meledak (supernova).
Supernova ini akan menghasilkan debu kosmik yang merupakan cikal bakal bintang dan planet yang baru. Siklus ini menurut Febdian terjadi berulang-ulang dan menjadi dasar pemikiran ilmiah kenapa kiamat bisa terjadi berulang-ulang.
Para ilmuwan di Amerika dan Eropa tengah meneliti temuan supernova di angkasa untuk membuka selubung ini. "Tapi proyeknya lama, ini bisa beribu-ribu tahun. Nggak bisa singkat," tuturnya. Selain itu ilmuwan juga menyelidiki sebuah white dwarf, yakni bekas red giant yang tidak meledak. Benda tersebut dinamakan Sirius-B yang massanya 300 ribu kali massa planet bumi.
"1 Sendok white dwarf setara dengan 5 ton," tandasnya. (gah/bal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar